LEMBAR PENGESAHAN
Judul Tugas:
“LEMBAGA INTERNASIONAL (KAA)”
Disusun Oleh :
JOHAN SAPUTRA
TUTOT TRI W
Wali
Kelas
NIP.
|
Guru
Pembimbing
NIP.
|
Mengetahui,
Kepala
SMPN 1 Loceret
NIP.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga tugas IPS tentang Lembaga Internasional
(KAA) ini dapat tersusun hingga selesai.
Dan harapan kami semoga tugas
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi tugas agar menjadi lebih
baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak kekurangan dalam tugas ini.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan tugas ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan .......................................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................................... iii
Latar Belakang Pelaksanaan Konferensi
Asia Afrika ...................................................... 1
Konferensi Pendahuluan .................................................................................................. 2
Konferensi Kolombo (Konferensi
Pancanegara I) ........................................................... 2
Konferensi Bogor (Konferensi
Pancanegara II) ............................................................... 3
Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika ................................................................................ 3
Tujuan diadakannya Konferensi Asia
Afrika ................................................................... 4
Pengaruh Konferensi Asia Afrika bagi
Solidaritas dan Perjuangan Kemerdekaan
Bangsa di Asia dan Afrika ............................................................................................... 5
Negara-negara
Peserta Konperensi Asia-Afrika ............................................................... 6
Para
Pelopor Konferensi Asia Afrika ............................................................................... 7
KONFERENSI ASIA
AFRIKA
Konferensi
Asia Afrika
Berakhirnya Perang Dunia I membawa pengaruh terhadap bangsa-bangsa Asia dan
Afrika untuk memperoleh kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan. Di samping
itu juga ditandai dengan munculnya dua kekuatan ideologis, politis, dan militer
termasuk pengembangan senjata nuklir. Negara Republik Indonesia dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara selalu berlandaskan pada
Pancasila dan UUD 1945. Salah satu bentuk penyelenggaraan kehidupan bernegara
adalah menjalin kerja sama dengan negara lain. Kebijakan yang menyangkut
hubungan dengan negara lain terangkum dalam kebijakan politik luar negeri. Oleh
karena itu, pelaksanaan politik luar negeri Indonesia juga harus berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.Indonesia mencetuskan gagasannya untuk menggalang kerja
sama dan solidaritas antarbangsa dengan menyelenggarakan KAA.
Latar Belakang Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Politik luar negeri
Indonesia adalah bebas aktif. Bebas, artinya bangsa Indonesia tidak memihak
pada salah satu blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak
bersahabat dengan negara mana pun asal tanpa ada unsur ikatan tertentu. Bebas
juga berarti bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri dalam menanggapi
masalah internasional. Aktifberarti bahwa bangsa Indonesia secara aktif ikut
mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia. Negara Indonesia memilih sifat
politik luar negerinya bebas aktif sebab setelah Perang Dunia II berakhir di
dunia telah muncul dua kekuatan adidaya baru yang saling berhadapan, yaitu
negara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat memelopori berdirinya
Blok Barat atau Blok kapitalis (liberal), sedangkan Uni Soviet memelopori
kemunculan Blok Timur atau blok sosialis (komunis).
Dalam upaya meredakan
ketegangan dan untuk mewujudkan perdamaian dunia, pemerintah Indonesia
memprakarsai dan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Usaha ini mendapat
dukungan dari negara-negara di Asia dan Afrika. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika
pada umumnya pernah menderita karena penindasan imperialis Barat. Persamaan
nasib itu menimbulkan rasa setia kawan. Setelah Perang Dunia II berakhir,
banyak negara di Asia dan Afrika yang berhasil mencapai kemerdekaan, di
antaranya adalah India, Indonesia, Filipina, Pakistan, Burma (Myanmar), Sri
Lanka, Vietnam, dan Libia. Sementara itu, masih banyak pula negara yang berada
di kawasan Asia dan Afrika belum dapat mencapai kemerdekaan. Bangsa-bangsa di
Asia dan Afrika yang telah merdeka tidak melupakan masa lampaunya. Mereka tetap
merasa senasib dan sependeritaan. Lebih-lebih apabila mengingat masih banyak
negara di Asia dan Afrika yang belum merdeka. Rasa setia kawan itu dicetuskan
dalam
Konferensi Asia
Afrika. Sebagai cetusan rasa setia kawan dan sebagai usaha untuk menjaga
perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia Afrika mempunyai arti penting,
baik bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada khususnya maupun dunia pada
umumnya.
Prakarsa untuk mengadakan Konferensi
Asia Afrika dikemukakan pertama kali oleh Perdana Menteri RI Ali Sastroamijoyo
yang kemudian mendapat dukungan dari negara India, Pakistan, Sri Lanka, dan
Burma (Myanmar) dalam Konferensi Colombo.
Konferensi Pendahuluan
Sebelum Konferensi
Asia Afrika dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan konferensi pendahuluan
sebagai persiapan. Konferensi pendahuluan tersebut, antara lain sebagai
berikut.
Konferensi Kolombo (Konferensi Pancanegara I)
Konferensi
pendahuluan yang pertama diselenggarakan di Kolombo, ibu kota negara Sri Lanka
pada tanggal 28 April–2 Mei 1954. Konferensi dihadiri oleh lima orang perdana
menteri dari negara sebagai berikut.
·
Perdana Menteri Pakistan : Muhammad Ali Jinnah
·
Perdana Menteri Sri Lanka : Sir John Kotelawala
·
Perdana Menteri Burma (Myanmar) : U Nu
·
Perdana Menteri Indonesia : Ali Sastroamijoyo
·
Perdana Menteri India : Jawaharlal Nehru
Konferensi Kolombo
membahas masalah Vietnam, sebagai persiapan untuk menghadapi Konferensi di
Jenewa. Di samping itu Konferensi Kolombo secara aklamasi memutuskan akan
mengadakan Konferensi Asia Afrika dan pemerintah Indonesia ditunjuk sebagai
penyelenggaranya. Kelima negara yang wakilnya hadir dalam Konferensi Kolombo
kemudian dikenal dengan nama Pancanegara. Kelima negara itu disebut sebagai
negara sponsor. Konferensi Kolombo juga terkenal dengan nama Konferensi
Pancanegara I.
Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II)
Konferensi
pendahuluan yang kedua diselenggarakan di Bogor pada tanggal 22–29 Desember
1954. Konferensi itu dihadiri pula oleh perdana menteri negara-negara peserta
Konferensi Kolombo. Konferensi Bogor memutuskan hal-hal sebagai berikut.
·
Konferensi Asia Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada
bulan 18-24 April 1955.
·
Penetapan tujuan KAA dan menetapkan negara-negara yang akan
diundang sebagai peserta Konferensi Asia Afrika.
·
Hal-hal yang akan dibicarakan dalam Konferensi Asia Afrika.
·
Pemberian dukungan terhadap tuntutan Indonesia mengenai
Irian Barat.
Konferensi Bogor juga terkenal dengan
nama Konferensi Pancanegara II.
Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Sesuai dengan rencana,
Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18–24 April
1955. Kon-ferensi Asia Afrika dihadiri oleh wakil-wakil dari 29 negara yang
terdiri atas negara pengundang dan negara yang diundang.
·
Negara pengundang meliputi Indonesia, India, Pakistan, Sri
Lanka, dan Burma (Myanmar).
·
Negara yang diundang 24 negara terdiri atas 6 negara Afrika
dan 18 negara meliputi Asia (Filipina, Thailand, Kampuchea, Laos, RRC, Jepang,
Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Nepal, Afghanistan, Iran, Irak, Saudi Arabia,
Syria (Suriah), Yordania, Lebanon, Turki, Yaman), dan Afrika (Mesir, Sudan,
Etiopia, Liberia, Libia, dan Pantai Emas/Gold Coast).
Negara yang diundang,
tetapi tidak hadir pada Konferensi Asia Afrika adalah Rhodesia/Federasi Afrika
Tengah. Ketidakhadiran itu disebabkan Federasi Afrika Tengah masih dilanda
pertikaian dalam negara/dikuasai oleh orang-orang Inggris. Semua persidangan
Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Gedung Merdeka, Bandung.
Latar belakang dan dasar pertimbangan
diadakan KAA adalah sebagai berikut.
·
Kenangan kejayaan masa lampau dari beberapa negara di
kawasan Asia-Afrika.
·
Perasaan senasib sepenanggungan karena sama-sama merasakan
masa penjajahan dan penindasan bangsa Barat, kecuali Thailand.
·
Meningkatnya kesadaran berbangsa yang dimotori oleh golongan
elite nasional/terpelajar dan intelektual.
·
4) Adanya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur.
·
Memiliki pokok-pokok yang kuat dalam hal bangsa, agama, dan
budaya.
·
Secara geografis letaknya berdekatan dan saling melengkapi
satu sama lain.
Tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika, antara lain:
·
memajukan kerja sama bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam
bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
·
memberantas diskriminasi ras dan kolonialisme;
·
memperbesar peranan bangsa Asia dan Afrika di dunia dan ikut
serta mengusahakan perdamaian dunia dan kerja sama internasional.
·
bekerja sama dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya,
·
membicarakan masalah-masalah khusus yang menyangkut
kepentingan bersama seperti kedaulatan negara, rasionalisme, dan kolonialisme.
Konferensi Asia
Afrika membicarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama negara-negara
di Asia dan Afrika, terutama kerja sama ekonomi dan kebudayaan, serta masalah
kolonialisme dan perdamaian dunia. Kerja sama ekonomi dalam lingkungan
bangsa-bangsa Asia dan Afrika dilakukan dengan saling memberikan bantuan teknik
dan tenaga ahli. Konferensi berpendapat bahwa negara-negara di Asia dan Afrika
perlu memperluas perdagangan dan pertukaran delegasi dagang. Dalam konferensi
tersebut ditegaskan juga pentingnya masalah perhubungan antarnegara karena
kelancaran perhubungan dapat memajukan ekonomi. Konferensi juga menyetujui
penggunaan beberapa organisasi internasional yang telah ada untuk memajukan
ekonomi. Konferensi Asia Afrika menyokong sepenuhnya prinsip dasar hak asasi
manusia yang tercantum dalam Piagam PBB. Oleh karena itu, sangat disesalkan
masih adanya rasialisme dan diskriminasi warna kulit di beberapa negara.
Konferensi mendukung usaha untuk melenyapkan rasialisme dan diskriminasi warna
kulit di mana pun di dunia ini. Konferensi juga menyatakan bahwa kolonialisme
dalam segala bentuk harus diakhiri dan setiap perjuangan kemer-dekaan harus
dibantu sampai berhasil. Demi perdamaian dunia, konferensi mendukung adanya
perlucutan senjata. Juga diserukan agar percobaan senjata nuklir dihentikan dan
masalah perdamaian juga merupakan masalah yang sangat penting dalam pergaulan
internasional. Oleh karena itu, semua bangsa di dunia hendaknya menjalankan
toleransi dan hidup berdampingan secara damai. Demi perdamaian pula, konferensi
menganjurkan agar negara yang memenuhi syarat segera dapat diterima menjadi
anggota PBB.
Konferensi setelah
membicarakan beberapa masalah yang menyangkut kepentingan negara-negara Asia
Afrika khususnya dan negara-negara di dunia pada umumnya, segera mengambil
beberapa keputusan penting, antara lain:
1.
memajukan kerja sama bangsa-bangsa Asia Afrika di bidang
sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
2.
menuntut kemerdekaan bagi Aljazair, Tunisia, dan Maroko;
3.
mendukung tuntutan Indonesia atas Irian Barat dan tuntutan
Yaman atas Aden;
4.
menentang diskriminasi ras dan kolonialisme dalam segala
bentuk;
5.
aktif mengusahakan perdamaian dunia.
Selain menetapkan
keputusan tersebut, konferensi juga mengajak setiap bangsa di dunia untuk menjalankan
beberapa prinsip bersama, seperti:
1.
menghormati hak-hak dasar manusia, tujuan, serta asas yang
termuat dalam Piagam PBB;
2.
menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua
bangsa;
3.
mengakui persamaan ras dan persamaan semua bangsa, baik
bangsa besar maupun bangsa kecil;
4.
melakukan intervensi atau ikut campur tangan dalam persoalan
dalam negeri negara lain;
5.
menghormati hak-hak tiap bangsa untuk mempertahankan diri,
baik secara sendirian maupun secara kolektif sesuai dengan Piagam PBB;
6.
tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi ataupun
penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atas kemerdekaan politik
suatu negara;
7.
menyelesaikan segala perselisihan internasional secara damai
sesuai dengan Piagam PBB;
8.
memajukan kepentingan bersama dan kerja sama internasional;
9.
menghormati hukum dan kewajiban internasional lainnya.
Kesepuluh prinsip yang dinyatakan dalam
Konferensi Asia Afrika itu dikenal dengan nama Dasasila Bandung atau Bandung
Declaration.
Pengaruh Konferensi Asia Afrika bagi Solidaritas dan Perjuangan
Kemerdekaan Bangsa di Asia dan Afrika
Konferensi Asia
Afrika membawa pengaruh yang besar bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan
bangsa di Asia dan Afrika. Pengaruh Konferensi Asia Afrika adalah sebagai
berikut.
·
Perintis dalam membina solidaritas bangsa-bangsa dan
merupakan titik tolak untuk mengakui kenyataan bahwa semua bangsa di dunia
harus dapat hidup berdampingan secara damai.
·
Cetusan rasa setia kawan dan kebangsaan bangsa-bangsa Asia
Afrika untuk menggalang persatuan.
·
Penjelmaan kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia dan
Afrika.
·
Pendorong bagi
perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada umumnya serta di Asia dan Afrika
khususnya.
·
Memberikan pengaruh yang besar terhadap perjuangan
bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam mencapai kemerdekaannya.
·
Banyak negara-negara Asia-Afrika yang merdeka kemudian masuk
menjadi anggota PBB.
Selain membawa
pengaruh bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia dan Afrika,
Konferensi Asia Afrika juga menimbulkan dampak yang penting dalam perkembangan
dunia pada umumnya. Pengaruh atau dampak itu, antara lain sebagai berikut.
·
Konferensi Asia Afrika mampu menjadi penengah dua blok yang
saling berseteru sehingga dapat mengurangi ketegangan/détenteakibat Perang
Dingin dan mencegah terjadinya perang terbuka.
·
Gagasan Konferensi Asia Afrika berkembang lebih luas lagi
dan diwujudkan dalam Gerakan Non Blok.
·
Politik bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Burma
(Myanmar), dan Sri Lanka tampak mulai diikuti oleh negara-negara yang tidak
bersedia masuk Blok Timur ataupun Blok Barat.
·
Belanda cemas dalam menghadapi kelompok Asia Afrika di PBB
sebab dalam Sidang Umum PBB, kelompok tersebut mendukung tuntutan Indonesia
atas kembalinya Irian Barat ke pangkuan RI.
·
Australia dan Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan
diskriminasi ras di negaranya.
Konferensi Asia
Afrika dan pengaruhnya terhadap solidaritas antarbangsa tidak hanya berdampak
pada negara-negara di Asia dan Afrika, tetapi juga bergema ke seluruh dunia.
Negara-negara Peserta Konperensi Asia-Afrika :
1.
Afghanistan
2.
Indonesia
3.
Pakistan
4.
Birma
5.
IranFilipina
6.
Kamboja
7.
Irak
8.
Iran
9.
Arab Saudi
10.
Ceylon
|
11.
Jepang
12.
Sudan
13.
Republik Rakyat Tiongkok
14.
Yordania
15.
Suriah
16.
Laos
17.
Thailand
18.
Mesir
19.
Libanon
20.
Turki
|
21.
Ethiopia
22.
Liberia
23.
Vietnam (Utara)
24.
Vietnam (Selatan)
25.
Pantai Emas
26.
Libya
27.
India
28.
Nepal
29.
Yaman
|
Para Pelopor Konferensi Asia Afrika
1. Ali
Sastroamidjojo – Indonesia
Ali Sastroamidjojo, SH (EYD: Ali Sastroamijoyo) (lahir di
Grabag, Magelang, 21 Mei 1903 – meninggal di Jakarta, 13 Maret 1976 pada umur
72 tahun) adalah tokoh politik, pemerintahan, dan nasionalis. Ia mendapatkan
gelar Meester in de Rechten (sarjana hukum) dari Universitas Leiden, Belanda
pada tahun 1927. Ia juga adalah Perdana Menteri Indonesia ke-8 yang sempat dua
kali menjabat pada periode 1953-1955 (Kabinet Ali Sastroamidjojo I) dan
1956-1957 (Kabinet Ali Sastroamidjojo II).
2. Mohammad Ali
Bogra – Pakistan
Muhammad Ali Bogra (lahir 19 Oktober 1909 – meninggal 23
Januari 1963 pada umur 53 tahun) ( Bengali: Urdu) adalah Perdana Menteri
Pakistan pada 1953-1955. Ia turut mempelopori Konferensi Tingkat Tinggi
Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955 bersama dengan beberapa tokoh dari
negara lain. Dalam pidatonya di KAA, Muhammad Ali Bogra menyerukan kepada para
peserta yang hadir tentang pentingnya adanya perdamaian antara negara dan
penghapusan terhadap adanya kolonialisme di dunia ini.
3. Jawaharlal
Nehru – India
Jawaharlal Nehru (bahasa Hindi:dibaca [dʒəʋaːɦərˈlaːl ˈneːɦruː];
lahir 14 November 1889 – meninggal 27 Mei 1964 pada umur 74 tahun) merupakan
negarawan India yang pertama (dan yang paling melayani terlama) sebegai perdana
menteri India dari tahun 1947 sampai 1964. Sebagai tokoh terkemuka dalam
kemerdekaan gerakan kemerdekaan India, Nehru terpilih oleh Partai Kongres untuk
memangku jabatan Perdana Menteri independen India yang pertama, dan terpilih
kembali saat Partai Kongres memenangkan pemilihan umum pertama India pada tahun
1952. Sebagai salah satu pendiri Gerakan Nonblok, dia juga seorang tokoh
penting dalam politik internasional di era pasca-perang. Dia sering disebut
Pandit Nehru (“pandit” dalam bahasa Sanskerta dan Hindi artinya “sarjana” atau
“guru”) dan khususnya di India, sebagai Panditji (dengan “-ji” menjadi akhiran
nama kehormatan).
4. John
Kotelawala – Sri Lanka
Jenderal Sir John Kotelawala (lahir 4 April 1897 – meninggal
2 Oktober 1980 pada umur 83 tahun) adalah seorang politikus, tentara, dan
Perdana Menteri Sri Lanka ketiga sejak 1953 hingga 1956. Ia adalah mantan
Jenderal yang pernah mengeyam pendidikan teknik sipil di sebuah Universitas di
Sri Langka. Dalam percaturan politik dunia John Kotelawala ikut memprakrasai
Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955. Dalam
KAA, ia berpidato mengkritik kepemilikan senjata nuklir oleh barat dan mengajak
peserta konferensi untuk ikut dalam menjaga perdamaian dunia.
5. U Nu –
Myanmar
U Nu (lahir 25 Mei 1907 – meninggal 14 Februari 1995 pada
umur 87 tahun) adalah perdana menteri pertama Myanmar. Ia ikut mempelopori
Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955 dengan
beberapa tokoh lain dari beberapa negara. U Nu menjabat sebagai perdana menteri
hingga tahun 1962 dengan diselingi oleh tokoh lain dalam posisi itu. Sebagai
tokoh politik ia bersahabat dengan mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB) U Thant yang juga temannya di Universitas Rangoon. Selain
sebagai politisi U Nu adalah seorang novelis yang cukup banyak karyanya.
How to Make Money from Betting on Sports Betting - Work
ReplyDelete(don't septcasino worry if you kadangpintar get it apr casino wrong, though) The process involves placing bets งานออนไลน์ on different events, but it can also be done goyangfc by using the