Naura Dan Peri Air
Naura adalah
anak yang pintar, cantik dan tinggi. Ia selalu mendapat peringkat pertama di
kelasnya. Tinggi badannya mebuat semua orang tertipu. Banyak yang mengira Naura
sudah berada di kelas 2 SMP padahal, ia masih menginjak kelas 5 SD. Naura
sering membaca buku di perpustakaan kecil yang berada di kamarnya. Ia sangat
senang membaca buku dongeng. Pada suatu hari, Naura pergi ke sebuah taman lalu
ia bermain dengan riang. Tiba-tiba, ia melihat benda berkilauan, Naura langsung
mendekatinya dengan rasa tidak percaya.
“Ap.. apa..
in.. ini.. se.. se.. seorang..”
Sebelum
menyelesaikan ucapannya, Naura langsung membawa sosok tersebut ke rumah. Saat
sampai di rumah, Naura segera mencari rumah Barbienya. Ia sedikit bingung
sehingga mencarinya tergesa-gesa dan menimbulkan suara gaduh. Rupanya, suara
gaduh itu sangat keras hingga terdengar seisi rumah. Karena merasa terganggu,
Kak Astrid yang sedang mengikuti les di rumah pun marah.
“Naura kamu
jangan berisik! Kakak sedang ada les di rumah tahu. Nanti Kakak tidak bisa
konsentrasi terus nilai sekolah Kakak turun! Kalau semua itu terjadi kamu harus
ganti rugi.” cap Kak Astrid dengan nada tinggi.
“Aduh.. kakakku
Astrid yang cantik jangan marah dulu. Aku kan cuma mau nyari sesuatu.”
“Hmm.. ya sudah
kamu cari aja barang itu tapi jangan berisik.” Jawab kakak Astrid yang akhirnya
setuju.
“Siap boss.”
Akhirnya, Naura mencari lagi rumah barbienya. Tak lama mencari akhirnya rumah
barbie tersebut ketemu.
“Nah, ini dia.
Kamu tidur di kasur barbieku ya.” Naura berucap pada sosok misterius yang ia
baringkan di kasur barbienya.
Setelah 3 jam,
akhirnya sosok misterius tersebut bangun.
“Loh kenapa aku
bisa berada di sini. Bukannya tadi aku terjatuh?” Ucap sosok misterius
keheranan.
“Hoooaamm.”
Naura menguap, rupanya tadi saat menunggu sosok misterius ia juga ketiduran.
“Sekarang pukul
berapa ya?” Ucapnya menoleh ke jarum jam.
“Ohh.. masih
pukul empat.” Dilihatnya sosok itu masih tertidur. Sebenarnya sosok tersebut
tidak tidur, tapi hanya pura-pura tidur saja.
“Ternyata sosok
ini bisa tidur lebih lama dari manusia.” Ucap Naura.
“Hoaammm.. kok
aku masih ngantuk sih? Hmm.. kalau begitu aku wudhu saja deh.” Ucap Naura
sambil berjalan menuju kamar mandi.
Tanpa disangka,
sosok tersebut ternyata bangun dan bangkit dari tempat tidur barbie. Ia pun
terbang. Ah, sayapnya terasa sakit. Peri tersebut pun merintih. Oh ya sosok
yang ditemui Naura adalah seorang peri yang cantik. Tapi, peri tersebut tak
menyerah. Ia tetap berusaha untuk tenang. Dan hasilnya sayapnya makin parah. Si
peri pun makin merintih dengan sangat keras. Saat itu, Naura sudah selesai
berwudu dan kembali ke kamar.
“Aduh.. aduh..
aahhh.. sakit! Sakit! Sakit!” Rintihan sang peri terdengar oleh Naura. Mau dan
pun mendekati si peri. “Loh.. peri kamu sudah bangun?”
“Si.. siapa
kamu? Aduh! Sakit.. Ahh..” ucap si peri.
“Apakah kamu
terluka?”
“Iya.”
“Bagaimana kamu
bisa terluka?”
“Aku bermain
dengan temanku di negeri peri, aku melewati sebuah pohon besar, mendadak
sayapku terkena ranting pohon. Aku terbang menjauh, tanpa disadari, aku terbang
menjauh ke negeri manusia. Aku merasa tak kuat lagi untuk terbang. Akhirnya,
aku terjatuh di rerumputan.” Cerita peri panjang lebar sambil menangis dan
terisak-isak.
“Tenanglah, aku
akan mengobati sayapmu.” Ucap Naura menenangkan.
“Be..
benarkah?” Ucap sang peri tak percaya. Naura pun menggangguk.
“Terima kasih.
Boleh aku tahu namamu?” Tanya peri.
“Namaku Naura.”
Ucap Naura.
“Kalau aku
Lestari, aku peri air.” Ucap Peri Lestari tersenyum.
“Kamu tunggu di
sini ya.”
“Kamu mau ke
mana?”
“Aku mau
mengambil obat untukmu Lestari.” Jawab Naura.
Naura pun ke
luar kamar mengambil obat luka, kapas dan perlengkapan lain. Setelah itu, ia
masuk dan mengobati saya peri Lestari yang terluka. Dengan hati-hati dan sabar
Lestari mengobati sayapnya.
“Nah, sudah
selesai. Untuk saat ini kamu jangan terbang dulu ya. Mungkin sepuluh hari lagi.
Luka di sayapmu parah.” Pesan Naura layaknya seorang dokter.
“Baiklah.” Ucap
peri Lestari.
Setelah delapan
hari berlalu, peri Lestari merasa sayapnya sudah pulih.
“Naura,
sepertinya sayapku sudah pulih.” Ucap peri Lestari.
“Sudah ya?
Kalau begitu, kamu mau pulang ke negeri peri?” Tanya Naura.
“Ya aku ingin
pulang. Aku ingin bertemu tema dan keluargaku lagi.” Harap peri Lestari.
Mendengar hal itu, Naura pun menangis.
“Sudahlah Naura
aku akan mengingatmu terus. Kapan kapan aku pasti akan ke sini lagi.” Ucap peri
Lestari menenangkan Naura.
“Benarkah?
hikss.. hiks,” tanya Naura tak percaya.
“Ya sebagai
hadiah perpisahan aku menaruh sesuatu untukmu di lemari. Kalau aku pergi, kamu
membuka lemarimu. Lihatlah isinya, baiklah terima kasih atas kebaikanmu aku
akan pulang sekarang Dadah..”
“Dah Lestari,
hiks..”
Beberapa saat
kemudian, Naura segera membuka lemari. Dilihatnya boneka kelinci lucu berwarna
merah muda.
“Waa lucu banget.”
Ucap Naura. Di sebelah boneka tersebut ada surat yang berisi.
“Hai, Naura ini
hadiah untukmu. Terima kasih ya kamu sudah mengobatiku. Sebagai hadiah aku
berikan sebuah boneka ini. Mudah mudahan kamu suka. Lestari.”
“Sama sama
Lestari hiks..” ucap Lestari terisak.
No comments:
Post a Comment