Monday 7 March 2016

Cerpen "Naura dan Peri Air"

Naura Dan Peri Air
Naura adalah anak yang pintar, cantik dan tinggi. Ia selalu mendapat peringkat pertama di kelasnya. Tinggi badannya mebuat semua orang tertipu. Banyak yang mengira Naura sudah berada di kelas 2 SMP padahal, ia masih menginjak kelas 5 SD. Naura sering membaca buku di perpustakaan kecil yang berada di kamarnya. Ia sangat senang membaca buku dongeng. Pada suatu hari, Naura pergi ke sebuah taman lalu ia bermain dengan riang. Tiba-tiba, ia melihat benda berkilauan, Naura langsung mendekatinya dengan rasa tidak percaya.
“Ap.. apa.. in.. ini.. se.. se.. seorang..”
Sebelum menyelesaikan ucapannya, Naura langsung membawa sosok tersebut ke rumah. Saat sampai di rumah, Naura segera mencari rumah Barbienya. Ia sedikit bingung sehingga mencarinya tergesa-gesa dan menimbulkan suara gaduh. Rupanya, suara gaduh itu sangat keras hingga terdengar seisi rumah. Karena merasa terganggu, Kak Astrid yang sedang mengikuti les di rumah pun marah.
“Naura kamu jangan berisik! Kakak sedang ada les di rumah tahu. Nanti Kakak tidak bisa konsentrasi terus nilai sekolah Kakak turun! Kalau semua itu terjadi kamu harus ganti rugi.” cap Kak Astrid dengan nada tinggi.
“Aduh.. kakakku Astrid yang cantik jangan marah dulu. Aku kan cuma mau nyari sesuatu.”
“Hmm.. ya sudah kamu cari aja barang itu tapi jangan berisik.” Jawab kakak Astrid yang akhirnya setuju.
“Siap boss.” Akhirnya, Naura mencari lagi rumah barbienya. Tak lama mencari akhirnya rumah barbie tersebut ketemu.
“Nah, ini dia. Kamu tidur di kasur barbieku ya.” Naura berucap pada sosok misterius yang ia baringkan di kasur barbienya.
Setelah 3 jam, akhirnya sosok misterius tersebut bangun.
“Loh kenapa aku bisa berada di sini. Bukannya tadi aku terjatuh?” Ucap sosok misterius keheranan.
“Hoooaamm.” Naura menguap, rupanya tadi saat menunggu sosok misterius ia juga ketiduran.
“Sekarang pukul berapa ya?” Ucapnya menoleh ke jarum jam.
“Ohh.. masih pukul empat.” Dilihatnya sosok itu masih tertidur. Sebenarnya sosok tersebut tidak tidur, tapi hanya pura-pura tidur saja.
“Ternyata sosok ini bisa tidur lebih lama dari manusia.” Ucap Naura.
“Hoaammm.. kok aku masih ngantuk sih? Hmm.. kalau begitu aku wudhu saja deh.” Ucap Naura sambil berjalan menuju kamar mandi.
Tanpa disangka, sosok tersebut ternyata bangun dan bangkit dari tempat tidur barbie. Ia pun terbang. Ah, sayapnya terasa sakit. Peri tersebut pun merintih. Oh ya sosok yang ditemui Naura adalah seorang peri yang cantik. Tapi, peri tersebut tak menyerah. Ia tetap berusaha untuk tenang. Dan hasilnya sayapnya makin parah. Si peri pun makin merintih dengan sangat keras. Saat itu, Naura sudah selesai berwudu dan kembali ke kamar.
“Aduh.. aduh.. aahhh.. sakit! Sakit! Sakit!” Rintihan sang peri terdengar oleh Naura. Mau dan pun mendekati si peri. “Loh.. peri kamu sudah bangun?”
“Si.. siapa kamu? Aduh! Sakit.. Ahh..” ucap si peri.
“Apakah kamu terluka?”
“Iya.”
“Bagaimana kamu bisa terluka?”
“Aku bermain dengan temanku di negeri peri, aku melewati sebuah pohon besar, mendadak sayapku terkena ranting pohon. Aku terbang menjauh, tanpa disadari, aku terbang menjauh ke negeri manusia. Aku merasa tak kuat lagi untuk terbang. Akhirnya, aku terjatuh di rerumputan.” Cerita peri panjang lebar sambil menangis dan terisak-isak.
“Tenanglah, aku akan mengobati sayapmu.” Ucap Naura menenangkan.
“Be.. benarkah?” Ucap sang peri tak percaya. Naura pun menggangguk.
“Terima kasih. Boleh aku tahu namamu?” Tanya peri.
“Namaku Naura.” Ucap Naura.
“Kalau aku Lestari, aku peri air.” Ucap Peri Lestari tersenyum.
“Kamu tunggu di sini ya.”
“Kamu mau ke mana?”
“Aku mau mengambil obat untukmu Lestari.” Jawab Naura.
Naura pun ke luar kamar mengambil obat luka, kapas dan perlengkapan lain. Setelah itu, ia masuk dan mengobati saya peri Lestari yang terluka. Dengan hati-hati dan sabar Lestari mengobati sayapnya.
“Nah, sudah selesai. Untuk saat ini kamu jangan terbang dulu ya. Mungkin sepuluh hari lagi. Luka di sayapmu parah.” Pesan Naura layaknya seorang dokter.
“Baiklah.” Ucap peri Lestari.
Setelah delapan hari berlalu, peri Lestari merasa sayapnya sudah pulih.
“Naura, sepertinya sayapku sudah pulih.” Ucap peri Lestari.
“Sudah ya? Kalau begitu, kamu mau pulang ke negeri peri?” Tanya Naura.
“Ya aku ingin pulang. Aku ingin bertemu tema dan keluargaku lagi.” Harap peri Lestari. Mendengar hal itu, Naura pun menangis.
“Sudahlah Naura aku akan mengingatmu terus. Kapan kapan aku pasti akan ke sini lagi.” Ucap peri Lestari menenangkan Naura.
“Benarkah? hikss.. hiks,” tanya Naura tak percaya.
“Ya sebagai hadiah perpisahan aku menaruh sesuatu untukmu di lemari. Kalau aku pergi, kamu membuka lemarimu. Lihatlah isinya, baiklah terima kasih atas kebaikanmu aku akan pulang sekarang Dadah..”
“Dah Lestari, hiks..”
Beberapa saat kemudian, Naura segera membuka lemari. Dilihatnya boneka kelinci lucu berwarna merah muda.
“Waa lucu banget.” Ucap Naura. Di sebelah boneka tersebut ada surat yang berisi.
“Hai, Naura ini hadiah untukmu. Terima kasih ya kamu sudah mengobatiku. Sebagai hadiah aku berikan sebuah boneka ini. Mudah mudahan kamu suka. Lestari.”

“Sama sama Lestari hiks..” ucap Lestari terisak.

No comments:

Post a Comment